Pengembangan Pariwisata Melalui Pokdarwis dalam Persepektif Ethnolinguitik di Desa Tambong Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi
DOI:
https://doi.org/10.35719/ngarsa.v3i1.313Fakta Secara Empiris bahwa rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pariwisata sehingga mereka tidak tertarik untuk mengembangkan potensi wisata di desanya. Masyarakat belum bisa memahami bahwa dengan mengembangkan potensi wisata di desanya bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian mereka. Tujuan dalam penelitian yaitu Pengembangan Pariwisata Melalui Pokdarwis Di Desa Tambong Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi Pendekatan Ethnolinguitik Di Masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan model Ethnolinguitik. Pendekatan etnolinguistik adalah pendekatan yang dilakukan dimana peneliti juga terkadang tinggal di desa Tambong, berkumpul dengan warga, berdiskusi dengan bahasa oseng yang mereka gunakan dalam kesehariannya , mengikuti rutinitas warga dan lainnya. Terdapat tiga kesimpulan antara lain; 1) Langkah Pokdarwis desa Tambong dalam mengembangkan desa wisata yaitu mengadakan adannya pendampingan khusus baik dari Pokdarwis Desa Tambong, Asosiasi Pokdarwis Kabupaten, Disbudpar kabupaten yang membidangi ekonomi kreatif dan destinasi serta budaya, pendampingan dengan para akademisi dari dosen yang kompeten. Pendampingan akademisi dilaksanakan melalui MOU antara desa dan lembaga perguruan Tinggi yang dituju. 2) Hambatan Pokdarwis dalam pengembangan desa wisata di desa Tambong antara lain; a) belum terlaksana pembangunan destinasi wisata secara maksimal, b) kurang solidnya kepengurusan Pokdarwis itu sendiri, c) belum adanya kematangan dan kedewasaan dalam berorganisasi, d) terlalu banyak konsep yang diwacanakan untuk membangun desa wisata sehingga lokus utama untuk pembanguan destinasi wisata baik jangka pendek, menengah, panjang belum jelas, e) minimnya SDM masyarakat terhadap kesadaran wisata, f) belum adanya Perdes yang mengikat untuk menguatkan keorganisasian Pokdarwis, 3) Upaya yang dilakukan Pokdarwis dalam menghadapi hambatan pengembangan destinasi wisata adalah menjalin kolaborasi dengan para pengusaha-pengusaha kelompok ekonomi mikro, para petani, pengrajin yang berada di desa setempat, investor lainnya, pemerintah, masyarakat serta Perguruan Tinggi.
Kata Kunci: Pengembangan Pariwista; Pokdarwis Ethnolinguistic
The empirical fact is that the community has low knowledge about tourism, so they are not interested in developing tourism potential in their village. People have not been able to understand that developing tourism potential in their village can have a positive impact on their economy. The research aims to develop Tourism through Pokdarwis in Tambong Village Kabat District Banyuwangi Ethnolinguitik approach in the community. This study used qualitative methods. This research approach uses an ethnographic approach with an Ethnolinguistic model. The ethnolinguistic approach is an approach that is done where researchers also sometimes live in Tambong village, gather with residents, discuss using language they use in their daily lives, and follow the routine of residents and others. There are three conclusions among others: 1) step Pokdarwis Tambong Village in developing village tourism is to hold special assistance from Pokdarwis Tambong Village, Pokdarwis District Association, Disbudpar district in charge of creative economy and destinations as well as culture, assistance with academics from competent lecturers. Academic service is carried out through an MOU between the village and the intended higher education institution. 2) Pokdarwis obstacles in the development of tourist villages in Tambong village, among others; a) the development of tourist destinations has not been implemented to the maximum, b) the lack of solid management of the Pokdarwis itself, c) the lack of maturity and maturity in organization, d) too many concepts are discussed to build tourist villages so that the primary locus for the development of tourist destinations in the short, medium, long term is not precise, e) the lack of, 3) the efforts made by Pokdarwis in dealing with obstacles to the development of tourist destinations are to collaborate with entrepreneurs from microeconomic groups, farmers, artisans in local villages, other investors, governments, communities and universities.
Keywords: Tourism Development; Pokdarwis; Ethnolinguistic
References
Foley. (2001). Anthropological Linguistics: An Introduction. Massachusetts. Blackwell Publisher: USA
https://inayatuluinkhas.blogspot.com/2022/08/eksistensi-desa-wisata-di-jawa-timur.html
Kominfo. Melalui Jatimprov.go.id yang beritanya dilansir pada hari minggu tanggal 14 Agustus 2022
Lauder. (2005). Pesona Bahasa Indonesia Langkah Awal Memahami Linguistik. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
RadarBanyuwangi https://radarbanyuwangi.jawapos.com/travelling/07/01/2022/target-tiga-juta-kunjungan-wisatawan-sepanjang-2022
Rahim. (2012). Pedoman Kelompok Sadar Wisata. Jakarta: Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Rupini dkk. (2018). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa di Desa Sanngsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng”. Dalam Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 –Agustus 2018 (46). Singaraja.
Salah Wahab. (1992). Manajemen Kepariwisataan. Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta
Sandiasa. (2019). Dampak dalam Pengembangan Desa Wisata, Studi di Desa Wanagiri dan Sambangan Sukasada Buleleng, Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol.11 No.1 Februari 2019, Singaraja. https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/LOCUS/article/view/323/0
Simanjuntak Mariana dkk. (2021). Pemasaran Digital Pariwisata Indonesia. Yayasan kita Menulis
Sibarani, Robert. (2004). Antropolinguistik: Antropologi Linguistik dan Linguistik Antropologi. Medan: Penerbit Poda
Spillane, James. (1991). Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius
Suwantoro. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
SK bupati Banyuwangi nomor 188/202 / KEP/ 429.011/ 2021 tentang penetapan Desa Wisata di Kabupaten Banyuwangi
Wawanncara Desember januari 2021 pukul 20.00 WIB
Wawancara dengan Bapak Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi tertanggal 3 juli 2022
Wawanncara dengan bapak Basuni Tokoh Masyarakata Tambong. tertanggal 9 Desember januari 2021 pukul 20.00 WIB. Tentang banyu Caruk
Wisbana Bayu. (2019). Manajemen Pariwisata Model Brand Loyality Pengembangan Potensi Wisata di Kawasan Pedesaan. Deep publish. Sleman
Yoeti. (2008). Ekonomi Pariwisat : Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Kompas: Jakarta.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Inayatul Mukarromah, Habbibatur Rohmah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.